• Skip to main content
Kuis Alkitab

Kuis Alkitab

Bangun Iman Di Jaman Modern

Hide Search
Home/Blog/Kisah Besar dari Allah (God’s Big Story)

Kisah Besar dari Allah (God’s Big Story)

Bagaimana jika selama ini kita terlalu mengecilkan makna Alkitab?

Kita membaca Alkitab untuk mencari petunjuk dalam menghadapi masalah.
Kita membuka Alkitab saat butuh penguatan dan penghiburan di tengah beban hidup.
Kita membacanya karena merasa itu kewajiban sebagai orang Kristen.

Apakah semua alasan itu salah?

Tidak. Tapi semua itu terlalu sempit. Alkitab jauh lebih besar daripada itu.

Alkitab adalah kitab paling mengagumkan yang pernah ada dalam sejarah manusia. Allah menulisnya melalui berbagai penulis dari latar dan zaman berbeda, dalam rentang waktu berabad-abad. Meskipun begitu, seluruhnya membentuk satu cerita utuh dengan tema yang konsisten—dari Kejadian hingga Wahyu.

Alkitab ditulis dengan pimpinan Roh Allah. Isinya menumbuhkan iman, memberi terang, dan membimbing mereka yang percaya. Kuasa Allah-lah yang merancang, melindungi, dan menyebarkannya ke seluruh penjuru dunia, menjadikannya Roti Hidup bagi umat manusia.

Alkitab adalah kitab kuno, namun tetap relevan dan akurat hingga hari ini.

Semua fakta luar biasa itu masih belum sepenuhnya menggambarkan keajaiban Alkitab. Karena pada intinya, Alkitab adalah Kisah Besar dari Allah.

Seringkali, kita terjebak dalam pemahaman yang dangkal. Alkitab dianggap hanya sebagai kumpulan cerita dan kata-kata bijak. Firman Tuhan disampaikan dalam potongan kecil, sering kali tanpa konteks. Akibatnya, pesan utamanya jadi kabur.

Padahal Alkitab seharusnya dibaca dan dipahami sebagai satu kesatuan yang utuh—mulai dari Kejadian hingga Wahyu.

Tenang, artikel ini tidak akan membebanimu dengan teologi yang rumit. Justru, ketika kita melihat Alkitab secara menyeluruh, kita akan melihat betapa besar kasih Allah kepada manusia dan betapa mulianya rencana-Nya bagi kita.

Meski terdiri dari 66 kitab, Alkitab menyampaikan satu kisah besar yang utuh (metanarasi)—kisah tentang penciptaan, kejatuhan, penebusan, dan pemulihan segala sesuatu.

Dan inilah Kisah Besar dari Allah.


Penciptaan (Creation – Kejadian 1–2)

Semua dimulai dari Allah. Sebelum apa pun ada, Allah sudah ada.

Dengan firman-Nya, Allah menciptakan segala sesuatu dari ketiadaan. Dan puncaknya: Ia menciptakan manusia—laki-laki dan perempuan—menurut gambar-Nya, imago Dei (Kej. 1:27–28). Manusia diberi kapasitas untuk mencipta, berpikir, mengasihi, dan menjalin relasi dengan Allah.

Allah tidak hanya menciptakan manusia. Ia mengundang mereka untuk ambil bagian dalam karya-Nya.

Manusia dipercayakan untuk mengelola bumi dan segala ciptaan lainnya.

Saat itu, dunia dalam kondisi damai—shalom. Segala sesuatu berada dalam harmoni sempurna: manusia dengan Allah, manusia dengan sesama, manusia dengan alam.

Tidak ada dosa. Tidak ada kekurangan. Tidak ada jarak antara Allah dan manusia.

Saat kita merasakan sukacita, menikmati karya indah, membangun kenangan bersama keluarga, memberi dan menerima kasih—semua itu adalah bayangan dari kebenaran semula, ketika Allah melihat ciptaan-Nya dan berkata: “Sungguh amat baik” (Kej. 1:31).

Tidak ada standar kecantikan atau ketampanan yang menindas. Tidak ada pikiran jahat. Tidak ada keinginan menyimpang. Hanya kebaikan. Hanya kebenaran.

Kejatuhan (Fall – Kejadian 3)

Namun keindahan itu tidak bertahan lama. Dosa masuk melalui ketidaktaatan manusia. Dan seketika, semuanya rusak.

Keharmonisan hancur. Relasi manusia dengan Allah retak. Hubungan dengan sesama dan alam menjadi kacau. Dosa membawa serta keinginan jahat dan pengetahuan yang merusak.

“Semua orang telah berbuat dosa dan kehilangan kemuliaan Allah” (Rm. 3:23).

Karena Allah itu kudus, Ia tidak bisa tinggal bersama manusia yang berdosa. Maka, Adam dan Hawa diusir dari Taman Eden. Kutuk dosa pun datang: penderitaan, sakit, kerja keras, dan maut.

Dosa merusak dunia ini.

Dosa merusak dunia, tapi kasih Allah jauh lebih besar daripada kerusakan itu.

Kita lihat kejahatan di mana-mana, ketidakadilan yang merajalela, penyakit, kemiskinan, egoisme, keluarga yang hancur, dan alam yang dieksploitasi.

Dan seringkali, kita tahu mana yang benar… tapi tetap melakukan hal yang salah.

Seperti Paulus berkata, “Aku tidak melakukan kebaikan yang aku inginkan. Aku justru melakukan kejahatan yang tidak ingink dilakukan” (Rm. 7:19-AMD).

Kita adalah orang berdosa, hidup dalam dunia yang penuh dosa. Dan sehebat apa pun usaha kita memperbaikinya, semuanya sia-sia. Kita tidak bisa menyelamatkan diri sendiri. Upah dosa adalah maut (Rm. 6:23). Kita butuh pertolongan. Kita butuh Penyelamat.

Penebusan (Redemption)

Inilah kabar baiknya: kasih Allah tidak berubah.

Sejak kejatuhan manusia, Allah sudah menyiapkan rencana penyelamatan (Kej. 3:15). Janji akan Penyelamat dinyatakan berulang-ulang sepanjang Perjanjian Lama—Dia yang akan memulihkan dunia seperti semula (Yes. 11).

Janji itu akhirnya digenapi.

Yesus datang ke dunia sebagai manusia. Lahir sebagai bayi dalam kesederhanaan kandang Betlehem. Ia mengajar, melayani, dan melakukan banyak mukjizat. Ia hidup tanpa dosa, namun memilih menderita dan mati di kayu salib sebagai korban penebusan. Pada hari ketiga, Ia bangkit. Ia menang atas dosa dan maut.

Melalui penebusan Kristus, setiap orang yang percaya kepada-Nya dibenarkan dan dikuduskan di hadapan Allah. Hubungan yang rusak dipulihkan. Dosa tidak lagi berkuasa. Kini mereka yang percaya menerima hidup yang kekal (Yoh. 3:16).

Memang, dunia belum sepenuhnya pulih. Kita masih bergumul. Tapi kita tahu akhirnya: umat Allah akan menang dan hidup bersama-Nya selamanya.

Pemulihan (Restoration / Consummation)

Suatu hari nanti, Yesus akan datang kembali.

Ia akan menyempurnakan segalanya.

Ia akan menciptakan langit dan bumi yang baru (Why. 21:3)—dunia tanpa dosa, di mana Allah tinggal di tengah-tengah umat-Nya. Dunia yang sempurna.


Kisah besar Allah dimulai dengan ciptaan, dipenuhi oleh kasih, dan berakhir dengan pemulihan yang sempurna.

Secara pribadi, memahami metanarasi Alkitab ini mengubah cara pandang saya terhadap hidup.

Saya lebih jelas melihat identitas saya di dalam Tuhan. Saya mengerti bahwa dunia rusak karena dosa, sehingga saya tidak menjadi pahit ketika hal buruk terjadi. Saya bisa tetap berharap, meski dunia tampak gelap.

Pengorbanan Kristus memberi jaminan bahwa saya akan menang bersama-Nya. Saya tahu saya dikasihi dan tidak pernah dibiarkan sendiri. Dan kebenaran itu memerdekakan saya.

Yang paling menguatkan: saya tahu kisah ini belum berakhir. Allah belum selesai. Akan tiba hari di mana segala sesuatu disempurnakan dan diperbarui.

Dan pengharapan itulah yang menolong saya untuk tetap kuat, bahkan di tengah masa-masa sulit.

Kisah Besar dari Allah telah mengubahkan hidup saya. Saya berdoa, kisah ini juga akan mengubahkan hidupmu.

Tuhan Yesus memberkati.

“Biarkanlah anak-anak itu datang kepada-Ku …“

Kamu Guru Sekolah Minggu, Guru Sekolah Kristen, Orang tua yang sedang cari materi belajar Alkitab untuk anak?
Ayo join Kuis Alkitab Creative Arena (KACA)! Ada materi baru yang dibagikan setiap minggu. Mulai dari bahan ajar hingga aktivitas untuk anak dari usia 0-12 tahun.

Join sekarang

Written by:
Rini Setyaningsih
Published on:
04/04/2025

Categories: Blog, Teacher's CornerTags: alkitab, renungan, sekolah minggu

Footer

Copyright © 2025 . Semua karya adalah milik Kuis Alkitab di bawah naungan Yayasan Konju Kasih Kreatif.